-->

Salut... Warga Blitar Raup Untung Puluhan Juta Rupiah Berkat Daun Talas

Daun talas untuk bahan baku rokok. (int/detikcom)

BLITAR - Daun talas biasanya sekedar ditanam dan dibuang begitu saja jika sudah layu. Namun, warga Blitar ini memanfaatkan tanaman ini untuk bahan baku rokok. Tak hanya itu, mereka juga meraup puluhan juta rupiah dari ekspor bahan baku itu.


Pemanfaatan daun talas itu ditemui di Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Sejumlah warga di sana memanfaatkan tanaman talas yang tumbuh rimbun di kampung tersebut untuk bahan baku rokok.


"Awalnya karena saya melihat banyak daun talas di kampung ini, lalu saya coba cari informasi untuk memanfaatkannya," kata warga yang pertama kali memanfaatkan daun talas, Mohammad Nursalim kepada detikjatim, Senin (14/03/2022).


Dari pencarian itu, dia akhirnya menemukan literasi yang menjelaskan daun talas. Menurut pria yang akrab disapa Salim itu, tanaman talas mengandung berbagai zat seperti saponin, flavonoid dan polifenol. "Itu ternyata bisa bisa dimanfaatkan untuk bahan baku rokok sebagai pengganti tembakau," terang Salim.


Tak menunggu lama, dia pun langsung mengeksekusi daun talas itu. Dengan cara mengiris daun talas. "Awalnya gagal karena rajangannya terlalu tebal, tapi makin ke sini hasil rajangan (irisan) daun talas saya makin bisa diterima pasar," bebernya.


Menurut Salim, tidak semua daun talas bisa dipakai bahan rokok. Hanya 3 jenis yang bisa digunakan, yakni talas beneng, talas kajar dan talas nampu. Karena melimpahnya talas di kampung halamannya, Salimpun tak segan mengajak beberapa tetangganya mengerjakan usaha baru ini. Apalagi, pandemi mengakibatkan sebagian tetangganya kehilangan pekerjaan atau terpaksa menutup usahanya.


"Sekarang ada 8 tetangga yang saya ajak usaha ini. Ada yang bagian memanen umbinya untuk disetor ke pabrik di Malang. Nanti yang bagian nyortir dan mengiris daun ada sendiri. Sekarang pesanan rajangan daun makin banyak," jelas Salim.


Dalam sepekan, Salim mampu menyetorkan 2 kuintal rajangan daun talas kering ke pengepul. Harga per kilogramnya, antara Rp 14 ribu sampai Rp 17 ribu untuk pasar lokal. "Kalau yang untuk ekspor ke Australia itu saya tidak tahu pasti harganya pengepul ke sana. Tapi ambilnya dari saya Rp 17 ribu per kilogram," ucap Salim.


Supaya tidak kehabisan stok, Salim juga menjual bibit kepada petani lain yang berminat membudidayakan talas. Karena terbukti, tanaman ini bisa menghasilkan cuan hingga puluhan juta tiap pekan. Mulai dari umbi, batang sampai daunnya. (int/dtc)


Editor : Redaksi.

Komentar

BERITA TERKINI